Minggu, 13 Februari 2011

penanganan pada kehamilan remaja

G. PENANGANAN KEHAMILAN REMAJA

1. Sikap bersahabat jangan mencibir

2. Konseling kepada remaja dan keluarga meliputi kehamilan dan persalinan.

3. Membantu mencari penyelesaian masalah yaitu dengan menyelesaikan secara kekeluargaan, segera menikah.

4. Periksa kehamilan sesuai standart.

5. Gangguan jiwa atau resiko tinggi segera rujuk ke Sp.OG

6. Bila ingin abortus maka berikan konseling resiko abortus.

Referensi :

Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI. Jakarta.

Behrman. Kliegman. Arvin. (2000). Ilmu Kesehatan Anak (Nelson Textbook of Pediatrics). EGC. Jakarta.

Depkes. (2007). Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dan Pengembangan Desa Siaga. Depkes. Jakarta.

Depkes RI. (2007) Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pusat Promosi Kesehatan.

Depkes RI, (2006) Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit, Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Depkes RI. (2006). Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Depkes RI. (2006). Manajemen BBLR untuk Bidan. Depkes. Jakarta.

Depkes RI. (2003). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Pelatihan Konseling Pasca Keguguran. Depkes. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Standar Profesi Kebidanan. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Kompetensi Bidan Indonesia. Jakarta

Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI. Jakarta.

Depkes RI. (1999). Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas, Departemen kesehatan, Departemen Dalam Negeri, Tim Penggerak PKK dan WHO. Jakarta.

Effendy Nasrul. (1998). Dasar – Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta.

International Confederation Of Midwives (ICM) yang dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan Federation of International Gynecologist Obstetrition (FIGO).

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi Dan Praktik Bidan;

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Tehnis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan.

Konggres Obtetri dan Gynecologi Indonesia XII. (2003). Forum Dokter Bidan. Yogyakarta.

Markum. A.H. dkk. (1991). Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta.

UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan

Pelayanan Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal Essensial. 2008.

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

Soetjiningsih. (1998). Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta.

Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.

Widyastuti, Endang. (2007). Modul Konseptual Frame work PWS-KIA Pemantauan dan Penelusuran Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Neonatal. Unicef.

pencagahan kehamilan remaja

F. PENCEGAHAN KEHAMILAN REMAJA

1. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah

2. Kegiatan positif

3. Hindari perbuatan yang memberi dorongan negatif misalnya perilaku sex.

4. Jangan terjebak pada rayuan gombal

5. Hindari pergi dengan orang yang terkenal

6. Mendekatkan diri pada Tuhan

7. Penyuluhan meliputi Kesehatan Reproduksi Remaja, Keluarga Berencana (alat kontrasepsi, kegagalan dan solusinya), kegiatan rohani dengan tokoh agama.

8. Bagi pasangan menikah sebaiknya menggunakan alat kontrasepsi yang tingkat kegagalannya rendah, misalnya steril, AKBK, AKDR, dan suntik.

dampak hamil remaja dikomunitas

E. DAMPAK KEHAMILAN REMAJA DI KOMUNITAS.

Banyak efek negatif dari kehamilan remaja diantaranya penyakit fisik seperti : anemia, kesulitan persalinan karena tulang panggul belum sempurna, persalinan prematur, kematian janin dalam kandungan, berat badan bayi lahir rendah dan sebagainya.

Di bidang sosial remaja akan gagal menikmati masa remajanya dan akan menerima sikap ungkapan yang negatif karena dianggap memalukan, yang dapat menimbulkan sikap penolakan remaja terhadap bayi yang dikandungnya. Kehamilan remaja juga dapat menimbulkan berbagai konsekuensi psikososial seperti putus sekolah, rasa rendah diri, kawin muda dan perceraian dini. Abortus dengan konsekuensi psikososial seperti rasa bersalah yang berlebihan, ancaman hukuman pidana dan sanksi adat/masyarakat. Penyakit menular seksual, gangguan dan tekanan psikososial di masa lanjut yang timbul akibat hubungan seks remaja pra nikah.

sabab terjadinya kehamilan

D. SEBAB TERJADINYA KEHAMILAN REMAJA.

1. Faktor Agama dan Iman.

Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami isteri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan, pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab.

2. Faktor Lingkungan.

a. Orang Tua.

Kurangnya perhatian khususnya dari orang tua remaja untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dimana dalam hal ini orang tua bersikap tidak terbuka terhadap anak bahkan cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah seksual.

b. Teman, Tetangga dan Media.

Pergaulan yang salah serta penyampaian dan penyalahgunaan dari media elektronik yang salah. Dapat membuat para remaja berpikiran bahwa seks bukanlah hal yang tabu lagi tapi merupakan sesuatu yang lazim.

3. Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan.

Pengetahuan seksual yang setengah-setengah mendorong gairah seksual sehingga tidak bisa dikendalikan. Hal ini akan meningkatkan resiko dampak negatif seksual. Dalam keadaan orang tua yang tidak terbuka mengenai masalah seksual, remaja akan mencari informasi tersebut dari sumber yang lain, teman-teman sebaya, buku, majalah, internet, video atau blue film. Mereka sendiri belum dapat memilih mana yang baik dan perlu dilihat atau mana yang harus dihindari.

4. Perubahan zaman.

Pada zaman modern sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama, seperti fashion dan film yang begitu intensif sehingga remaja dihadapkan ke dalam gaya pergaulan hidup bebas, termasuk masalah hubungan seks di luar nikah.

5. Perubahan Kadar Hormon pada remaja meningkatkan libido atau dorongan seksual yang membutuhkan penyaluran melalui aktivitas seksual.

6. Semakin cepatnya usia pubertas.

Semakin cepatnya usia pubertas (berkaitan dengan tumbuh kembang remaja), sedangkan pernikahan semakin tertunda akibat tuntutan kehidupan saat ini menyebabkan “masa-masa tunda hubungan seksual” menjadi semakin panjang. Jika tidak diberikan pengarahan yang tepat maka penyaluran seksual yang dipilih beresiko tinggi.

7. Adanya Trend baru dalam berpacaran di kalangan remaja.

Dimana kalau dulu melakukan hubungan seksual diluar nikah meskipun dengan rela sendiri sudah dianggap bebas. Namun sekarang sudah pula bergeser nilainya, yang dianggap seks bebas adalah jika melakukan hubungan seksual dengan banyak orang.

dampak kehamilan dini

C. DAMPAK KEHAMILAN REMAJA

1. Pengguguran Kandungan.

Faktor yang mendukung terjadinya pengguguran kandungan adalah :

a. Status ekonomi sebuah keluarga.

Keadaan ini mendorong suatu keluarga untuk lebih memilih menggugurkan kandungannya karena faktor ekonomi yang membuat mereka merasa tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan bayi.

b. Keadaan emosional.

Setiap remaja yang mengalami kehamilan di luar nikah akan terganggu keadaan emosionalnya, apalagi bagi mereka yang tidak bisa menerima kehamilan tersebut karena malu terhadap lingkungan sehingga mendorong mereka untuk menggugurkan kandungan.

c. Pasangan yang tidak bertanggung jawab.

Dengan usia yang belum cukup (belum matang) terlebih lagi bagi pihak pria yang harus bertanggung jawab sepenuhnya atas perbuatan yang dilakukannya, membuat pihak pria berpikir dua kali untuk bertanggung jawab. Dan apabila pihak pria tidak bertanggung jawab maka ini terjadi beban bagi wanita sehingga memaksa dia untuk menggugurkan kandungannya.

2. Resiko persalinan yang akan terjadi.

Beragam resiko yang terjadi pada kehamilan di usia dini diantaranya pre-eklampsia, anemia, bayi prematur, bayi berat lahir rendah (BBLR), kematian bayi dan PMS meningkat pada remaja yang hamil sebelum usia 16 tahun. Selain itu remaja yang hamil amat berisiko untuk menderita disproporsi sefalo pelvik (karena tulang panggul belum tumbuh sempurna).

3. Perceraian pasangan muda.

Pernikahan remaja di usia muda dengan status emosi yang masih belum stabil kebanyakan berujung kepada perceraian. Disamping itu faktor ekonomi dari pasangan yang berubah drastis dimana sebelumnya kedua pasangan suami isteri dibiayai oleh orang tua. Kini berubah menjadi memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan segudang masalah yang mereka hadapi dapat menyebabkan para pasangan berpikiran singkat untuk segera menyelesaikan hubungan yang telah terjadi dengan jalan perceraian.

4. Hubungan Seks Usia Muda Berisiko Kanker.

Hubungan seks pada usia dibawah 17 tahun merangsang tumbuhnya sel kanker pada alat kandungan perempuan, karena rentan pada usia 12 – 17 tahun perubahan sel dalam mulut rahim sedang aktif sekali. Saat sel sedang membelah secara aktif (metamorfosis) idealnya tidak terjadi kontaks atau rangsangan apapun di luar, termasuk injus (masuknya) benda asing dalam tubuh perempuan. Karena adanya benda asing, termasuk alat kelamin pria dan sperma akan mengakibatkan perkembangan sel ke arah abnormal. Apalagi kalau sampai terjadi luka yang mengakibatkan infeksi dalam rahim.
Sel abnormal dalam mulut rahim itu dapat mengakibatkan kanker mulut rahim (serviks). Kanker serviks menyerang alat kelamin perempuan, berawal dari mulut rahim dan berisiko menyebar ke vagina hingga keluar di permukaan.

resiko tv pada ibu hamil

Resiko TV Dan Kehamilan Dini

baby-cryingPara orang tua perlu menentukan apa yang dilihat anak-anak untuk mencegah akibat yang menyertainya.

Para orang tua perlu menentukan apa yang dilihat anak-anak untuk mencegah akibat yang menyertainya.
“Anda tahu dimana anak Anda berada sore ini?” Pertanyaan yang sering kita dengar belakangan ini tentang orang-tua yang gagal mengawasi dimana anak-anak mereka berada. Tetapi Andaikata Anda orang tua yang rajin dan anak-anak dirumahnya sendiri, seberapa aman mereka menonton TV?

Para ahli psikologi telah memperdebatkan pertanyaan tentang seberapa jauh tayangan seks di TV didepan mata Anda berdampak kurang baik terhadap anak belasan tahun telah berlangsung bertahun-tahun.
Kini, Anita Chandra, seorang ilmuwan tentang perilaku di the Rand Corporation, menjawab pertanyaan ini. Ia melaporkan dalam the Journal of Pediatrics bahwa jumlah waktu bagi anak belasan tahun menonton acara TV yang menaikkan resiko (terjadinya) kehamilan sebelum usia 20 tahun.

Untuk mencapai kesimpulan ini, Chandra dan koleganya melakukan survei selama tiga tahun terhadap lebih dari 2.000 anak remaja usia antara 12 – 17 tahun. Selama waktu itu, 58 anak perempuan hamil, dan 33 laki-laki mengakui bertanggung jawab atas kehamilan itu.

Para peneliti juga menganalisa kandungan tayangan berisi seks dari 23 TV show dan menghitung seberapa sering anak belasan tahun disuguhi adegan berciuman, sentuhan dan hubungan seks. Mereka menemukan bahwa anak remaja perempuan yang menghabiskan waktunya menonton adegan seks, dua kali kemungkinan mengalami kehamilan.

Studi sebelumnya membuktikan anak belasan tahun yang nonton tayangan TV yang sedikit berbau cabul lebih mungkin secara seksual aktif pada usia lebih dini. Tetapi ini studi pertama untuk membuktikan bahwa kandungan seks adalah faktor yang kuat dalam kehamilan usia belasan tahun yang tidak diinginkan itu.

Menurut Chandra, kandungan seks di TV AS telah dua kali lipat pada tahun-tahun belakangan ini, bersamaan waktu dengan tingkat kehamilan anak belasan tahun yang meningkat. Ini mungkin menjelaskan mengapa kehamilan anak Amerika belasan tahun dua kali lipat dibanding negara industri lainnya.

Pengungkapan bahwa Bristol Palin, anak perempuan 17 tahun dari GOP vice-presidential candidate Sarah Palin, yang sedang hamil 5 bulan merupakan berita jujur dari kehamilan anak belasan tahun menjadi perhatian umum. Kehamilan sejumlah siswa di Gloucester High School di Massachusetts juga menjadikan sebuah fokus nasional yang luas dalam pertumbuhan anak.

Baru-baru ini, saya memperoleh pengalaman langsung tentang seberapa banyak pengaruh ‘tayangan celana pendek di TV’ terhadap anak-anak. Dua cucu, 6 dan 8 tahun, sedang mengunjungi kami dan membawa sebuah video TV yang disukai keluarga untuk ditonton setelah makan malam. Awalnya menggambarkan tontonan yang tak berdosa, tetapi kemudian mempertontonkan sebuah pesta remaja.

Gambar terakhirnya memperlihatkan remaja yang sedang mabok bercinta berusaha menarik celana pendek pacarnya. Karena saya mulai belingsatan dan keheranan iblis apa yang akan terjadi berikutnya, ia tiba-tiba disela oleh seorang dewasa yang marah sekali. Saya juga berpikir, “Apa yang sedang terjadi di dalam kepala cucu saya yang baru umur 6 tahun?”

Saya mempunyai dugaan banyak sekali terhadap apa yang sedang terjadi, dan ini hanya terjadi sangat mempercepat berjalannya waktu. Tetapi orang suka atau tidak terhadap apa yang dipertontonkan dalam TV, sangat terlambat untuk memutar balik kebiasaan. Disamping itu, Anda tidak dapat menyalahkan media demi semua kehamilan yang terjadi pada remaja.

Studi yang dilakukan Chandra membuktikan bahwa hanya memiliki satu orang tua meningkatkan perubahan kehamilan remaja diluar perencanaan. Juga ada suatu peningkatan resiko pada ibu rumah tangga Amerika keturunan Afrika dengan anak-anak yang mempunyai masalah kedisiplinan. Saya juga ingin menambahkan kemungkinan (itu akan terjadi) jika orang tua tidak mendiskusikan masalah seks secera pribadi dengan anak-anaknya.

Psikolog David Walsh, presiden the National Institute on Media and the Family, mengatakan studi membuktikan bahwa hanya 19% remaja Amerika dapat berbicara secara terbuka dengan orang dewasa tentang seks. Kini, dengan banyak sekolah yang tidak memberikan pendidikan seks, dan kemudian mereka menonton TV dimana tontonan seks ada, orang bersikap acuh, akibatnya akan jelas.

Dulu saya sering meminta orang tua mengirim anak remajanya kepadaku untuk berdiskusi masalah seks. Tetapi setelah saya melihat cucu perempuanku, saya berpikir mungkin sudah waktunya dokter spesialis anak mengambil peran dalam masalah seks bagi mereka yang menonton ‘tayangan celana pendek di TV’ pada usia 6 tahun.

Jadi, berapa jam anak-anak Anda nonton TV yang ada adegan tidak pantas itu? Mungkin ide yang baik untuk menemui mereka dan mulai bicara dengan mereka tentang kehidupan nyata dan akibat jangka panjang dari kehamilan yang tidak diinginkan.

Dr. Gifford-Jones is a medical journalist with a private medical practice in Toronto.
His Web site is Mydoctor.ca/gifford-jones

dampak pada ibu

Depresi pasca melahirkan (postpartum depression)
Kehamilan yang terjadi pada saat remaja berisiko tinggi mengalami depresi pasca melahirkan. Para gadis ini akan merasa down dan sedih setelah melahirkan bayinya. Depresi ini bisa mengganggu perawatan bayi yang baru lahir dan juga perkembangan remaja tersebut. Karena itu remaja harus berbicara secara terbuka dengan dokter atau orang lain yang dipercayainya.

Timbul perasaan sendiri dan terasing
Remaja yang hamil cenderung akan memiliki pikiran takut, terisolasi atau merasa sendiri. Kondisi ini akan mempengaruhi perkembangan jiwanya dan juga janin yang ada di dalam kandungannya. Karena itu memiliki minimal satu orang yang bisa dipercaya dapat memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan agar ia selalu sehat selama kehamilannya.